Tanaman umbi garut atau bernama latin Maranta arundinacea merupakan jenis tanaman perdu, menghasilkan umbi yang dapat dimakan, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Meskipun bukan berasal dari Indonesia, tanaman umbi garut ini juga tumbuh baik di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tidak sama dengan jenis umbi lainnya yang sering ditanam di lahan pertanian, tanaman umbi garut sering ditanam di pekarangan rumah atau pekarangan pedesaan sebagai alternatif sumber pangan pada musim paceklik.
Meskipun tanaman ini bernama sama dengan salah satu Kabupaten di Indonesia, Kabupaten Garut, tanaman umbi garut sendiri bukan berasal dari Indonesia, lho.
Tanaman umbi garut dikenal di Indonesia dengan banyak sekali nama lokal, seperti lerut (Pekalongan), angkrik (Betawi), patat (Sunda), sagu (Ciamis dan Tasikmalaya), terigu (Banten), sagu Belanda (Padang, Ambon, dan Aceh), kirut (Jawa Timur), hingga nama lain yang juga digunakan untuk menyebut tanaman umbi garut.
Tidak hanya dikenal di Indonesia yang memiliki penyebutan berbeda untuk setiap daerahnya, tanaman umbi garut juga dikenal dengan arrowroot di Negara Amerika.
Umbi Garut
Tanaman umbi ini memiliki akar yang berupa rizhoma dengan bentuk seperti silinder. Layaknya nama lainnya arrowroot, pohon garut ini memiliki akar rimpang dan berbentuk seperti busur panah.
Rimpang umbi garut lunak dan membekak, berdaging, berwarna putih, berbentuk silinder, ditutupi dengan kulit yang bersisik dengan warna cokelat muda. Daun tanaman umbi garut bertangkai panjang dengan helaian daun berbentuk lonjong atau bulat telur (lonjong dengan ujung lancip).
Daun dari pohon ini adalah berbentuk oval memanjang dan pelepah daunnya melingkar pada batang pohon.
Batang dari pohon umbi bersifat semu karena terlihat menjadi satu dengan batang daun garut.Bunga garut berjenis bunga majemuk dan memiliki bentuk seperti tandan. Bunga tersebut memiliki kelopak yang berwarna hijau dan mahkota bunganya berwarna putih.
Umbi garut sendiri memiliki bentuk yang memanjang dan kulitnya memiliki banyak buku-buku. Umbi tersebut memiliki warna putih tulang, sangat berbeda dengan jenis umbi-umbi lainnya.
Di mana pada umumnya tanaman umbi memiliki kulit umbi yang berwarna cokelat karena berada di bawah tanah.
Rhizoma dari pohon garut ini bermula dari batang yang merayap (stolon). Lalu batang tersebut menembus ke dalam tanah dan secara perlahan membengkak menjadi suatu organ yang berdaging.
Bentuk rizhoma ini memiliki suatu yang khas, melengkung seperti busur panah. Rhizoma ini pun mempunyai panjang kelurang lebih 20–40 cm dengan diameter 2–5 cm.
Tinggi dari pohon ini tidaklah terlalu tinggi untuk disebut pohon, hanya mencapai 1 sampai 1,5 meter, tergantung dengan tingkat kesuburan tanahnya.
Tanaman garut merupakan jenis tanaman herba yang dapat hidup secara merumpun dan menahun. Jenis tanah untuk menanam umbi garut harus yang berjenis lembab dan tempat-tempat terlindung.
Umbi garut memiliki sifat yang khas, yaitu toleransi tinggi terhadap lingkungan yang ternaungi. Sehingga tanaman ini dapat ditanam di pekarangan dan kawasan hutan.
Garut juga dapat ditanam sebagai tanaman sela di berbagai perkebunan. Kini jenis umbi ini sedang dikembangkan secara luas di berbagai daerah di pula Jawa. Terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain ditanam di pekarangan, tanaman umbi garut dapat dibudidayakan. Terdapat 5 langkah yang dilakukan dalam budidaya tanaman umbi garut, antara lain:
1. Pembenihan Tanaman Umbi Garut
Pembenihan tanaman umbi garut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan dengan umbi dan perbanyakan dengan anakan.
Perbanyak dengan Umbi
Dilakukan dengan mengambil beberapa ruas umbi yang masih utuh untuk dijadikan benih (mata tunas tidak boleh terluka), potong setiap satu ruas, kemudian semai pada tempat semai. Tunggu 20 hingga 30 hari sampai terbentuk helai daun, dan benih tersebut siap ditanam pada area yang tersedia.
Perbanyak dengan Anakan
Pada umur 4 bulan setelah menanam batang induk, tanaman umbi garut akan membentuk rumpun atau anakan. Untuk mendapatkan benih anakan, pemisahan anakan dari batang induk dapat dilakukan setelah jumlah anakan 3 hingga 5.
2. Persiapan Lahan Tanaman Umbi Garut
Persiapan lahan dilakukan dengan menggemburkan lahan dengan kedalaman bajakan 20 hingga 30 cm, memperbaiki struktur tanah, aerasi tanah, sistem drainase, dan membunuh sumber penyakit dalam tanah.
Setelah pengolahan tanah, buat bedengan dengan panjang 10 m, lebar 1 m, dan tinggi 30 cm. Bedengan ini dapat menampung 35 hingga 40 batang.
3. Penanaman Tanaman Umbi Garut
Benih tanaman umbi garut dari persemaian dicabut, kemudian ditanam pada lubang yang telah disiapkan. Apabila benih berasal dari benih anakan, kurangi jumlah daun dengan cara dipotong sebelum ditanam pada lubang.
4. Pemeliharaan Tanaman Umbi Garut
Pada usia 2 hingga 3 bulan setelah ditanam, tanah kembali digemburkan untuk diberikan pupuk urea, jumlahnya tergantung pada tingkat kesuburan tanah.
Biasanya, hama yang menyerang tanaman umbi garut adalah uret, tikus, dan ulat penggulung daun. Sementara penyakit yang menyerang tanaman umbi garut adalah penyakit terbakar daun dan penyakit busuk daun.
5. Pemanenan Tanaman Umbi Garut
Tanaman umbi garut dapat dipanen pada dua periode, yaitu pada umur 6 hingga 7 bulan dan 8 hingga 12 bulan. Pemanenan tanaman umbi garut dilakukan menggunakan garpu atau alat sejenisnya.
Pohon umbi garut ini memiliki banyak manfaat karena kandungan nutrisi dan gizinya yang tinggi. Kandungan utama yang terdapat pada umbi garut adalah senyawa karbohidrat, di mana hampir 25–30% dari keseluruhan umbi garut.
Kandungan protein pada umbi garut sebanyak 2 hingga 5 persen, pati 10 hingga 20 persen, lemak 0,1 hingga 0,3 persen, dan serat 1 hingga 3 persen.
Zat pati dalam umbi garut pun dapat dijadikan pengganti dari tepung terigu.
Indeks glikemiks dari umbi garut ini sangat rendah sehingga tidak akan mempengaruhi kadar gula dalam darah. Bahkan lebih rendah daripada beras, terigu, kentang, dan jenis ubi lainnya.
Sebagai salah satu jenis umbi-umbian, tanaman garut mengandung banyak nutrisi di dalamnya. Umbi garut mengandung air, protein, pati, serat, lemak, abu, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, vitamin B6, tiamin, riboflavin, dan folat.
Dilansir dari Buletin Plasma Nutfah, indeks glikemik adalah ukuran yang menyatakan kenaikan kadar gula darah seseorang setelah mengonsumsi makanan. Artinya, semakin tinggi indeks semakin tinggi pula kadar gula darah yang akan naik.
Umbi garut sangat aman dan baik untuk dikonsumsi masyarakat luas, tetapi sosialisasi akan umbi garut ini tidaklah terdengar. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengenal umbi garut ini.
Segala kebaikan nutrisi umbi garut bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sereal umbi garut, Nutriflakes. Makanan atau minuman sehat dengan bahan utama umbi garut yang memiliki banyak manfaat, salah satunya meredakan maag dan gerd, serta menjaga pencernaan Anda.
Nutriflakes, solusi terbaik mengatasi asam lambung!