Ada banyak hal yang bisa memicu keinginan seseorang untuk makan. Tapi pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas mengenai emotional eating untuk mengenal emotional eating secara lebih dalam. Setelah ini, pasti akan timbul pertanyaan seputar, apa itu emotional eating?
Saat kamu makan, tapi sebagai respons dari emosi, itu yang disebut sebagai emotional eating. Bisa diartikan pula kalau emotional eating adalah keinginan untuk makan baik secara sadar atau tidak sadar karena adanya perasaan tertentu, seperti sedih, kecewa, marah, atau sesederhana rasa bosan.
Untuk mengenal emotional eating secara mendalam, ketahui penyebab emotional eating terlebih dahulu, seperti berikut ini:
Emotional eating bisa ditandai dengan:
Pada dasarnya, emotional eating bukan suatu gangguan makan, melainkan salah satu tanda gangguan makan yang bisa menyebabkan gangguan makan di kemudian hari. Seseorang yang mengalami emotional eating menjadikan "makan" sebagai pelarian.
Saat berada pada kondisi tertentu, makan memang bisa menjadi salah satu cara untuk mengalihkan perhatian terhadap perasaan yang timbul.
Artikl terkait: Apa Arti Mindful Eating? dan Manfaatnya Jika Diterapkan
1. Meningkatnya Risiko Penyakit Kronis
Seseorang yang sering melakukan emotional eating, akan cenderung makan terus menerus, terutama saat mengalami kondisi tertentu seperti kesal, sedih, cemas, dan stres. Kondisi ini bisa memicu kenaikan berat badan (obesitas) yang merupakan gerbang dari penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan tekanan darah tinggi.
2. Merasa Bersalah
Tidak menutup kemungkinan seseorang akan menyesal atau merasa bersalah setelah makan penuh dengan emosi, sehingga bisa saja memicu keinginan untuk makan lebih banyak lagi.
3. Mual dan Sakit Perut
Emotional eating bisa menyebabkan rasa kenyang berlebihan karena bertujuan untuk menutupi emosi dengan cara makan. Makan secara berlebihan bisa menyebabkan mual, sakit perut, hingga muntah.
Emosional eating terus menerus bisa menimbulkan dampak berbahaya. Maka dari itu, emotional eating harus segera diatasi. Dikutip dariĀ Mayo Clinic, cara mengatasi emotional eating bisa dilakukan dengan:
Mengenal emotional eating, seperti mengetahui penyebab, tanda-tanda, dampak, dan cara mengatasinya sangat penting agar kamu bisa menghindari makan secara berlebihan.
Tapi terkadang kita kesulitan untuk mengenali mana yang lapar fisik dan mana yang lapar karena emosi. Maka dari itu, kamu harus membedakan kedua jenis lapar ini.
Lapar Fisik | Lapar emosional |
Rasa lapar berkembang seiring berjalannya waktu. | Rasa lapar timbul secara tiba-tiba. |
Merasakan sensasi kenyang yang merupakan israyat bagi kita untuk berhenti makan. | Tidak menyadari rasa kenyang, sehingga kamu akan makan terus menerus. |
Dipicu oleh seberapa lama kamu makan terakhir kali. | Dipicu oleh seberapa lama kamu makan terakhir kali. |
Penting untuk membedakan antara jenis lapar fisik dan jenis lapar emosional. Apabila kamu bisa mengenal jenis lapar dengan baik, kamu akan menyadari lapar apa yang sedang kamu rasakan untuk menghindari emotional eating.
Apabila kondisi ini tidak segera teratasi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih terarah.