Maag dan GERD merupakan sama-sama masalah pencernaan yang umum dialami oleh kebanyakan orang. Tapi tahukah kamu kalau kedua jenis masalah pencernaan ini juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental, dari anxiety hingga depresi?
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa masalah maag dan GERD berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan mental. Kali ini akan dibahas keterkaitan antara beberapa gangguan tersebut.
Maag merupakan gangguan pada organ lambung, ditandai dengan timbulnya rasa nyeri atau terbakar di ulu hati, perut penuh dan tidak nyaman setelah makan, ataupun cepat merasa kenyang.
Sementara itu, GERD merupakan kondisi di mana asam lambung yang seharusnya berada di lambung untuk membantu proses pencernaan, diproduksi secara berlebihan, sehingga mengalir naik ke kerongkongan (refluks asam lambung).
Anxiety merupakan gangguan mental yang dapat memengaruhi kondisi emosional dan fisik, serta mengganggu aktivitas sehari-hari. Anxiety atau kecemasan merupakan kondisi di mana timbulnya rasa khawatir, takut, atau cemas terhadap apa yang sedang atau akan terjadi. Hal ini menyebabkan seseorang berpikir terlalu berlebihan.
Depresi adalah gangguan di mana seseorang yang mengalaminya merasakan sedih dan memiliki suasana hati buruk dalam jangka waktu cukup lama. Depresi juga dapat ditandai dengan perasaan sedih mendalam, sehingga kehilangan minat atas segala sesuatu yang disukai. Seseorang dinyatakan depresi apabila telah 2 minggu merasa sedih, putus asa, dan tidak berharga.
Pada dasarnya, hubungan antara maag dan GERD dengan kesehatan mental memang telah banyak diteliti. Berikut korelasi maag dan GERD sebabkan anxiety hingga depresi:
Baik gejala maag ataupun GERD, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman fisik secara berkepanjangan. Hal tersebut berkaitan dengan nyeri pada ulu hati, heartburn, mual, hingga gangguan tidur yang menyebabkan seseorang merasa lelah secara fisik hingga mental.
Ketidaknyamanan dan kelelahan fisik yang terjadi terus menerus akibat maag serta GERD ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, kemudian menyebabkan perasaan cemas, khawatir, bahkan depresi.
Pada dasarnya, stres dan masalah pencernaan saling berkaitan satu sama lain, yaitu stres dapat memicu masalah pencernaan, ataupun masalah pencernaan dapat memicu kondisi stres. Oleh karena itu, seseorang yang merasa stres karena maag dan GERD, akan memperburuk gejala sebelumnya.
Seseorang yang stres juga lebih rentan merasa cemas, khawatir, hingga depresi. Sebaliknya, kondisi ini juga dapat memperburuk masalah maag dan GERD.
Maag dan GERD sering kali menyebabkan gangguan tidur karena menimbulkan rasa tidak nyaman yang mengganggu. Sementara itu, kurangnya waktu tidur dapat memicu anxiety hingga depresi. Selain itu, kurangnya waktu tidur dapat menghambat kemampuan tubuh dalam mengelola stres, sehingga memperburuk kesehatan mental.
Itulah beberapa kaitan maag dan GERD sebabkan anxiety hingga depresi yang jarang diketahui. Meskipun masalah maag dan GERD tidak secara langsung sebabkan anxiety hingga depresi, tapi kondisi tersebut sangat berkaitan.
Sewaktu-waktu maag dan GERD sebabkan anxiety hingga depresi yang memperburuk masalah pencernaan itu sendiri karena produksi asam lambung dapat meningkat dan memperparah kondisi keduanya. Sebaliknya, gejala maag dan GERD yang parah akan menyebabkan penderitanya merasakan cemas. Bagaikan lingkaran setan, baik masalah pencernaan hingga masalah mental sangat sulit dilepaskan.
Diperlukan pendekatan secara holistik untuk mengatasi dan mengelola masalah pencernaan seperti maag dan GERD, serta masalah kesehatan mental (anxiety hingga depresi) sekaligus. Pendekatan holistik yang dimaksud seperti perubahan gaya hidup, pengelolaan stres, dan perawatan medis yang akan dijelaskan berikut ini:
---
Mengelola masalah pencernaan dan kesehatan mental secara bersamaan memerlukan perhatian dan perawatan yang konsisten. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda merasa kesulitan mengatasinya sendiri. Bila perlu mengintegrasikan Nutriflakes kedalam pola hidup sehat yang sedang dijalani.