Berdasarkan ikatan kimianya, senyawa lemak ternyata memiliki jenis-jenis yang berbeda, yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Lalu apa saja sih perbedaan lemak jenuh dan tak jenuh ini?
Sebelum membahas perbedaan kedua jenis lemak di atas, sebenarnya apa itu lemak?
Lemak adalah zat organik yang memiliki sifat sulit untuk larut di dalam air. Namun, nutrisi ini ternyata dapat larut di dalam zat-zat pelarut seperti kloroform, eter, dan benzene.
Senyawa lemak juga memiliki unsur penyusun, unsur ini terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), kadang-kadang tergabung dengan fosforus (P) atau nitrogen (N).
Lemak merupakan salah satu senyawa yang dibutuhkan manusia tetapi banyak orang justru takut dengan lemak. Sebab, adanya lemak di dalam tubuh dapat mengganggu penampilan serta kesehatan seseorang.
Pada kenyataannya, kelebihan lemak yang jahat memang bisa menyebabkan beberapa penyakit berbahaya seperti stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Oleh karenanya kita harus memperhatikan lebih baik asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Contoh lemak jahat (sumber: canva)
Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang hanya mempunyai satu ikatan tunggal dalam molekulnya menurut PEDIAA. Selain itu, jenis lemak ini juga memiliki sifat non-esensial karena tubuh masih bisa menyintesisnya.
Wujud dari lemak ini adal berupa padat ketika berada di tempat dengan suhu kamar. Rantai kimianya yang padat dan tidak bercelah adalah penyebabnya.
Jenis asam lemak ini biasanya berasal dari lemak hewani, seperti keju, mentega, lemak babi, es krim, dan lemak-lemak yang menempel di daging merah.
Apabila kita mengonsumsi kandungan lemak ini terus-menerus dan masuk ke dalam darah, maka akan meningkatkan low density lipoprotein (LD) atau kolesterol jahat. Hal ini melansir dari Huntington’s Disease Outreach Project for Education at Stanford.
Berdasarkan sebuah studi, lemak jahat yang berlebihan di dalam tubuh akan menyumbat arteri. Keadaan inilah yang kemudian akan menyebabkan penyakit jantung.
Selain itu, lemak ini juga yang membuat kenaikan berat badan pada manusia. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang takut akan senyawa lemak pada makanan.
Itulah penjelasan singkat mengenai lemak jenuh. Lalu bagaimana dengan lemak tak jenuh?
Lemak tidak jenuh adalah lemak sehat yang memiliki satu ikatan tunggal dan satu ikatan rangkap di dalam molekulnya. Lemak ini mempunyai sifat yang esensial karena tubuh masih bisa menyintesisnya.
Pada umumnya, jenis lemak ini berwujud cair saat berada di tempat dengan suhu kamar. Hal ini dikarenakan celah yang ada pada ikatan rangkap lemak tak jenuh.
Bahan makanan yang menjadi sumber dari jenis lemak ini adalah lemak nabati. Contoh dari lemak nabati sendiri adalah biji-bijian, minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan. Artinya, bahan-bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.
Tidak seperti lemak sebelumnya, jenis lemak ini dapat meningkatkan kadar dari high density lipoprotein (HDL) atau lemak baik. Senyawa inilah yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, kandungan dalam lemak ini juga dapat menurunkan kolesterol jahat atau LDL sehingga mengurangi risiko penyakit kanker. Baca: Jangan Salah Sangka, Ternyata Ada Banyak Manfaat Lemak bagi Tubuh
Contoh lemak baik (sumber: canva)
Berdasarkan penjelasan di atas, perbedaan kedua jenis lemak ini sangat jauh. Lemak jahat kurang sehat untuk dikonsumsi setiap hari, sedangkan lemak baik justru sangat sehat dan baik untuk kesehatan.
Artinya, dalam memenuhi kebutuhan lemak ini kita harus berhati-hati dalam memilih makanan. Salah satu contoh makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan ini adalah Nutriflakes.
Nutriflakes adalah sereal yang menggunakan umbi garut sebagai bahan utamanya. Sumber lemak yang ada dalam Nutriflakes ini berasal dari kandungan susu kambing etawa dan kandungan umbi garut.
Kedua bahan ini sangat baik untuk kesehatan, terutama kesehatan dalam organ-organ pencernaan.
Nutriflakes, rahasia hidup sehat dan aman!