GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan. Selain menyebabkan gejala seperti sensasi panas di dada (heartburn), mulut terasa asam, dan mual, bagi sebagian orang GERD juga bisa membuat perut berbunyi. Ini sering terjadi karena proses pencernaan yang terganggu atau ada gas berlebih di lambung.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi di mana asam lambung yang seharusnya berada di lambung, kembali naik ke kerongkongan. Hal ini terjadi karena melemahnya otot sfingter esofagus, sehingga asam lambung mudah naik. Akibatnya, timbul rasa tidak nyaman yang mengganggu, seperti rasa panas di dada (heartburn), mulut yang terasa pahit, mual, muntah, dan perut kembung hingga berbunyi.
Perut bunyi sebenarnya hal normal, terutama saat pencernaan sedang aktif atau ketika kamu lapar. Namun, pada penderita GERD, bunyi perut bisa terjadi lebih sering dan terasa berbeda. Ini beberapa alasannya:
Adanya Gas Berlebih di Lambung
GERD sering menyebabkan produksi gas berlebih di lambung. Gas ini bisa membuat perut bergemuruh, terutama setelah makan makanan yang memicu GERD seperti gorengan, makanan pedas, atau minuman bersoda.
Pergerakan Lambung yang Tidak Normal
Asam lambung yang naik bisa mengganggu proses pencernaan. Akibatnya, makanan bergerak lebih lambat di saluran pencernaan yang menimbulkan bunyi di perut.
Udara yang Masuk ke Lambung
GERD sering menyebabkan orang menelan lebih banyak udara, terutama saat mengalami regurgitasi (rasa asam di mulut) atau sendawa. Udara ini bisa menghasilkan bunyi saat bergerak di lambung.
Selain perut bunyi, GERD biasanya juga menimbulkan gejala seperti ini:
Kalau kamu sering merasakan gejala-gejala ini, ditambah perut bunyi yang tidak wajar, kemungkinan besar GERD adalah penyebabnya. Tentu kamu akan bertanya-tanya bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut. Tenang, GERD dan perut bunyi bukan sesuatu yang tidak dapat diatasi. Nah, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
Hindari makanan pemicu kambuhnya masalah asam lambung seperti gorengan, cokelat, makanan pedas, dan minuman berkafein. Makan dalam porsi kecil, tapi lebih sering untuk mencegah agar lambung tidak terlalu penuh. Jangan langsung berbaring setelah makan, setidaknya tunggu 2-3 jam.
Minum air putih dapat membantu menetralisir asam lambung dan mencegah dehidrasi yang akan memperburuk gejala GERD.
Hindari kebiasaan merokok karena dapat melemahkan otot pembatas antara lambung dan kerongkong. Kurangi konsumsi alkohol yang memicu produksi asam lambung.
Stres adalah salah satu pemicu utama terjadinya masalah GERD. Jadi, untuk membantu menghindari hal tersebut, kamu dapat mengelola stres dengan cara relaksasi dengan meditasi, yoga, atau sekadar jalan santai untuk mengurangi tekanan pikiran.
Saat tidur, gunakan bantal tambahan untuk meninggikan kepala agar gravitasi untuk menjaga asam lambung tidak naik tetap terjaga. Sehingga, posisi ini dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Meskipun GERD dan perut bunyi dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, ada masanya kamu juga perlu konsultasi ke profesional medis saat mengalami kondisi:
Perut bunyi memang bisa jadi hal yang normal, tapi kalau bunyinya sering terjadi dan disertai gejala GERD lainnya, itu tanda bahwa pencernaanmu butuh perhatian yang lebih. Dengan menjaga pola makan, mengelola stres, dan menghindari pemicu asam lambung, kamu bisa mengurangi gejala asam lambung termasuk perut bunyi.