Saluran pencernaan, mulai dari awal di mulut hingga akhir di anus, memiliki peran sentral dalam proses pengambilan, pencernaan, penyerapan nutrisi, dan pengeluaran sisa makanan yang tak lagi berguna.
Kesehatan usus tercermin dalam frekuensi dan konsistensi buang air besar yang sehat, idealnya satu hingga dua kali sehari, dan tinja yang tidak terlalu keras atau encer.
Tidak hanya itu, usus yang sehat juga terbebas dari masalah pencernaan seperti wasir, perut kembung, dan nyeri perut, perut kembung, dan nyeri perut.
Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan usus, termasuk faktor genetik, kondisi fisik secara menyeluruh, tingkat stres, dan pola makan. Jika fungsi usus terganggu, ini mungkin disebabkan oleh masalah pada sistem pencernaan.
Gejala usus kotor atau tak sehat sebenarnya memiliki kaitan dengan berbagai gejala di seluruh tubuh, antara lain:
· Frekuensi Buang Air Besar
Frekuensi buang air besar yang normal berkisar antara satu hingga dua kali sehari. Jika terjadi lebih jarang atau lebih sering dari ini, dapat menunjukkan masalah dalam pencernaan.
· Konsistensi Tinja
Tinja yang sehat memiliki konsistensi yang tidak terlalu keras atau encer. Perubahan tiba-tiba dalam konsistensi tinja dapat mengindikasikan ketidakseimbangan dalam saluran pencernaan.
· Bebas dari Masalah Pencernaan
Usus yang sehat tidak menunjukkan gejala seperti wasir, perut kembung, atau sakit perut secara terus-menerus.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi kesehatan usus, termasuk faktor genetik, kondisi fisik keseluruhan, diet, dan tingkat stres. Gangguan pada usus dapat menghasilkan tanda-tanda berikut:
· Ketidaknyamanan Perut
Gejala seperti perut kembung, begah, diare, sembelit, dan nyeri perut dapat mengindikasikan adanya sindrom iritasi usus besar. Studi dalam jurnal F1000 Research mengungkapkan bahwa ketidakseimbangan bakteri usus (dysbiosis) dapat berkontribusi pada perkembangan sindrom ini.
· Kelelahan Tubuh
Penelitian di jurnal Microbiome menunjukkan hubungan antara sindrom kelelahan kronis dan ketidakseimbangan mikrobioma usus, yang terdiri dari bakteri, mikroorganisme, jamur, dan virus dalam saluran pencernaan. Lebih menarik lagi, hampir setengah individu dengan kelelahan kronis juga mengalami sindrom iritasi usus besar.
· Nafsu Makan Berlebihan
Konsumsi berlebihan makanan tinggi gula dapat memicu pertumbuhan bakteri "berbahaya" di usus dan dysbiosis. Penelitian dalam jurnal Bioessays menyebutkan peran perubahan mikrobioma usus dalam mengubah kebiasaan makan.
· Fluktuasi Berat Badan
Tanda usus tidak sehat juga berhubungan dengan fluktuasi berat badan. Mikrobioma usus berbeda pada individu yang terlalu kurus atau gemuk. Pola makan gaya Barat yang kaya lemak dan karbohidrat olahan juga dapat memengaruhi bakteri usus yang berhubungan dengan obesitas.
· Kulit Iritasi
Penelitian di jurnal Frontiers in Microbiology menunjukkan hubungan antara kesehatan usus dan masalah kulit seperti jerawat, psoriasis, dan eksim. Mikrobioma usus memengaruhi kulit melalui mekanisme kekebalan yang rumit.
· Alergi
Studi di Frontiers in Microbiology menemukan keterkaitan antara kesehatan usus dan kondisi alergi, termasuk alergi pernapasan, makanan, dan kulit. Mikrobioma usus berpengaruh terhadap nutrisi, kulit, dan bahkan paru-paru.
· Gangguan Autoimun
Kesehatan usus berhubungan dengan masalah autoimun. Penelitian di jurnal Clinical & Experimental Immunology mengungkapkan bahwa bakteri tertentu di usus, seperti Bacteroides fragilis, dapat memicu kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis, kolitis ulseratif, dan multiple sclerosis.
· Kesejahteraan Mental
Pengaruh usus dapat mencapai suasana hati. Tinjauan dalam jurnal Clinics and Practice menunjukkan gangguan usus dan peradangan pada sistem saraf pusat dapat berkontribusi pada kecemasan dan depresi. Probiotik juga bisa membantu mengatasi kondisi ini.
· Migrain
Hubungan antara usus dan otak memiliki dampak pada migrain. Penelitian di The Journal of Headache and Pain mengungkapkan bahwa usus berperan dalam migrain dan kondisi terkait usus, termasuk sindrom iritasi usus besar.
Penjelasan di atas merupakan tanda usus kotor dan jauh dari kata sehat yang sering diabaikan. Jika kamu mengalami salah satunya, termasuk perubahan suasana hati yang signifikan, segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Untuk berita menarik lainnya seputar kesehatan Anda bisa mengunjungi artikel kesehatan agar tak ketinggalan.