Penyakit maag kronis dan GERD sering kali menjadi momok bagi banyak orang. Sensasi panas di dada, nyeri ulu hati, mual, dan kesulitan makan adalah beberapa gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tapi kabar baiknya, banyak orang telah berhasil pulih dari kondisi ini dengan kombinasi perawatan medis, perubahan gaya hidup, dan kemampuan dalam mengelola stres.
Berikut adalah kisah inspiratif seseorang yang berhasil sembuh dari maag kronis dan GERD, serta pelajaran yang bisa kita ambil.
Monika (28), seorang pegawai swasta, mulai mengalami gejala maag sejak usia 18 tahun. Awalnya, ia hanya merasakan perut kembung dan mual setelah makan, tapi kondisi ini berlangsung terus menerus. Gejala semakin parah dari waktu ke waktu. Monik sering terbangun di malam hari karena sensasi tenggorokan yang terasa panas, perih saat menelan, dan dada terasa terbakar.
"Saya merasa sangat terganggu saat gejalanya kambuh, terutama di malam hari," tutur Monik.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, Monik didiagnosa mengalami GERD dan maag kronis. Dokter memberinya beberapa langkah awal:
Walaupun telah menjalani pengobatan medis, Monik masih merasakan bahwa gejala maag dan GERD yang mengganggu tersebut hanya sedikit membaik. Akhirnya, ia menyadari bahwa perubahan gaya hidup lebih berperan penting untuk pemulihan.
Monik selalu mencari informasi tambahan dari berbagai sumber, termasuk komunitas kesehatan online, dan menganjurkan untuk menerapkan perubahan berikut:
Mengelola Stres
Stres terbukti menjadi salah satu pemicu utama gejala dari asam lambung. Sehingga, Monik mulai rutin melakukan meditasi dan yoga. "Awalnya sulit, tapi setelah beberapa minggu, saya merasa lebih rileks dan gejala GERD saya perlahan berkurang," tuturnya.
Meninggikan Posisi Kepala saat Tidur
Untuk mencegah asam lambung naik saat tidur, Monik menggunakan bantal tambahan agar menjaga posisi kepala lebih tinggi dari perut dan asam lambung tidak naik ke kerongkongan.
Diet Sehat
Monik mengganti makanan berminyak dan olahan dengan makanan sehat seperti, sayuran, buah-buahan, dan karbohidrat kompleks. Selain itu, makanan berminyak dan berlemak juga mulai dikurangi dan dikonsumsi sewajarnya, sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Setelah menjalani perubahan gaya hidup sehat selama enam bulan, Monik merasakan perbedaan besar. Gejala seperti nyeri dada dan mual berkurang secara drastis. Ia jarang terbangun di malam hari karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan.
"Kuncinya adalah konsistensi. Saya belajar bahwa pemulihan membutuhkan waktu, tapi itu sangat mungkin dicapai selama kita mau konsisten," imbuh Monik.
Dari pengalaman yang dialami oleh Monik, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil oleh penderita maag kronis dan GERD:
Penyakit maag kronis dan GERD memang dapat mengganggu kualitas hidup, tapi dari pengalaman Monik menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, termasuk pulih dari maag kronis dan GERD. Dengan kombinasi pengobatan medis, perubahan gaya hidup, dan dukungan orang terdekat, kamu juga bisa melewati tantangan ini dan kembali menikmati hidup.
Baca: Pertolongan Pertama ketika Asam Lambung Kambuh (6 Langkah Tepat)