Dispepsia fungsional adalah istilah untuk menyebutkan gejala sakit perut, di mana kondisi tersebut terjadi berulang-ulang tanpa penyebab yang jelas. Gejala sakit perut ini dapat diatasi dengan beberapa pilihan pengobatan. Hanya saja, solusi pengobatan setiap orang akan berbeda satu sama lain.
Gejala dispepsia fungsional ini sering kali terjadi, sangat konstan, meskipun gejalanya tidak muncul setiap saat. Memiliki gejala yang hampir mirip dengan maag, dispepsia fungsional sering kali diartikan sebagai gangguan maag.
Gejala dari dispepsia fungsional adalah gejala yang sulit diprediksi, dapat hilang ataupun timbul tanpa alasan yang jelas. Tidak dapat dipastikan pula apakah terdapat hal tertentu untuk membuat gejala lebih baik ataupun lebih buruk.
Meskipun dispepsia fungsional bersifat kronis dan dapat berlangsung dalam waktu cukup lama,kondisi ini dapat hilang untuk sementara waktu dan akan timbul kembali tanpa alasan yang diketahui secara pasti.
Beberapa ahli mengklasifikasikan gejala dispepsia fungsional menjadi dua kategori, yaitu:
Pada dasarnya, penyebab dispepsia fungsional belum diketahui secara jelas. Para ahli menilai bahwa kondisi ini berhubungan dengan peradangan akut pada usus. Terdapat pula beberapa penyakit atau kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya dispepsia fungsional adalah sebagai berikut:
Selain kondisi medis di atas, dispepsia fungsional juga dapat terjadi karena gaya hidup tidak sehat, sebagai berikut:
Terdapat pula fakto kecemasan, stres, dan depresi yang dapat menjadi penyebab timbulnya gejala dispepsia fungsional ini.
Tidak semua orang yang mengalami gejala dari dispepsia fungsional tersebut akan tahu tindakan apa yang sebenarnya harus dilakukan. Kapan harus mendapatkan penanganan dan kapan harus ke dokter.
Baca: Menelusuri Penyebab dan Penanganan Sindrom Dispepsia
Anda dapat segera mencari pertolongan profesional medis apabila mengalami:
- Kotoran berwarna gelap dan lembek.
- Muntah darah.
- Nyeri di rahang, leher, atau lengan.
- Sesak napas.
- Penurunan berat badan yang sulit dijelaskan.
Lantas, bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Tes darah dapat dilakukan guna memeriksa infeksi dan penyakit umum untuk menjelaskan gejala yang dialami.
Cara ini berfungsi melihat ke bagian dalam organ untuk mengetahui adanya masalah struktural atau tidak.
Tes ini bertujuan untuk menyaring bakteri abnormal di usus. Tes Napas urea dapat mendeteksi infeksi H. Pylori.
- Studi ini bertujuan untuk melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan makanan atau minuman untuk melewati lambung dan mengosongkannya.
Setelah dispepsia fungsional dapat dipastikan, dokter akan memberikan penanganan yang tepat, seperti memberikan obat medis berikut ini:
Baca juga:
Perbedaan Dispepsia dan Gastritis, Panduan Lengkap untuk Pemahaman dan Penanganan