Perut bagian atas Anda terasa tidak nyaman setelah makan? Ulu hati terasa nyeri? Bisa jadi kalau hal tersebut adalah tanda-tanda sindrom dispepsia. Lalu, adakah makanan untuk penderita dispepsia?
Pola makan sehat sangat berperan penting dalam proses pencegahan dan penyembuhan dispepsia. Oleh karena itu, berikut makanan untuk penderita dispepsia.
Makanan bertekstur lunak tidak hanya makanan untuk penderita dispepsia, tapi para penderita penyakit lambung pada umumnya dianjurkan untuk konsumsi makanan lunak dan lembut. Bahkan, makanan lunak dianggap lebih baik karena bisa mempermudah lambung dalam mencerna makanan sehingga sistem pencernaan tidak terlalu lambat saat mencerna makanan. Makanan untuk penderita dispepsia yang bertekstur lunak, yaitu bubur, sayuran yang dimasak lembut, kentang rebus, dan ikan.
Yoghurt memiliki manfaat, yaitu bisa membantu mengatasi berbagai masalah pencernaan dan termasuk ke dalam makanan untuk penderita dispepsia. Bahkan, yoghurt sering disebut sebagai makanan yang cukup baik dalam membantu mencegah dispepsia. Mengapa yoghurt termasuk ke dalam makanan penderita dispepsia?
Di dalam usus, terdapat beragam bakteri baik yang memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan pencernaan seperti mencegah diare, meredakan iritasi pada usus besar, dan menjaga sel-sel imun tubuh. Oleh karena itu, konsumsi yoghurt sangat baik untuk kesehatan pencernaan karena yoghurt kaya akan probiotik (bakteri baik yang ada di usus). Konsumsi yoghurt bisa membantu mengurangi terjadinya risiko dispepsia.
Jahe merupakan makanan untuk penderita dispepsia karena jahe bisa meningkatkan aliran enzim usus dalam menunjang kesehatan pencernaan. Oleh karena itu, Anda bisa mengunyah beberapa irisan jahe yang ditaburi sedikit garam setelah konsumsi makanan berat untuk membantu mencegah terjadinya masalah pencernaan.
Selain baik untuk kesehatan mata, wortel juga termasuk makanan untuk penderita dispepsia karena wortel mengandung mineral dan enzim. Mineral dan enzim ini bisa meningkatkan produksi air liur untuk membantu mempercepat proses pencernaan serta mengurangi risiko terjadinya dispepsia.
Makanan pedas sangat digerami oleh seluruh kalangan. Tapi ternyata, makanan pedas bukan makanan untuk penderita dispepsia. Bahkan, makanan pedas termasuk pantangan bagi penderita dispepsia.
Makanan pedas memang sangat menggugah selera, tapi makanan pedas bisa mengiritasi kerongkongan dan usus besar sehingga akan memperparah gejala dispepsia. Selain itu, penderita dispepsia harus mengurangi konsumsi rempah-rempah seperti bawang merah dan putih yang membuat perut menjadi sensitif.
Kafein dan soda memang termasuk ke dalam minuman yang tidak lambung friendly karena kedua minuman tersebut akan menimbulkan gas yang bisa membuat perut terasa kembung, kram, hingga diare. Selain itu, minuman yang mengandung kafein juga akan menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan (GERD).
Makanan berlemak lebih sulit untuk dicerna. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa makanan tinggi lemak yang lebih sulit dicerna akan merangsang otot saluran pencernaan sehingga otot menegang dan bekerja lebih keras. Oleh karena itu, menghindari makanan berlemak bisa meringankan beban kerja perut dan mengurangi risiko dispepsia. Makanan rendah lemak untuk penderita dispepsia adalah daging tanpa lemak, kalkun, ikan, dan ayam.
Makanan untuk penderita dispepsia memang bisa membantu mengurangi terjadinya risiko dispepsia. Tapi selain konsumsi makanan untuk penderita dispepsia, Anda juga dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat lainnya seperti olahraga, tidur teratur, dan makana teratur, ya!
Cintai tubuh Anda, untuk mendapatkan kebahagiaan di masa yang akan datang!