Asam lambung yang sering kambuh, atau dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), dapat menjadi kondisi yang mengganggu dan menurunkan kualitas hidup. Rasa panas di dada, heartburn, dan rasa asam di mulut adalah beberapa gejala umum yang menandakan asam lambung sedang naik.
Namun, tahukah Anda bahwa ada berbagai faktor yang dapat memicu asam lambung kambuh? Berikut adalah beberapa penyebabnya:
1. Kebiasaan Makan Yang Tidak Sehat
- Makan Berlebihan:
- Mengkonsumsi makanan dalam porsi besar dalam sekali waktu dapat meningkatkan tekanan pada perut. Hal ini mendorong asam lambung naik ke kerongkongan dan memicu rasa mulas.
- Sebaiknya bagi porsi makan menjadi lebih kecil dan sering. Cara ini membantu pencernaan dan mencegah asam lambung naik.
- Makan Terlalu Cepat:
- Kebiasaan makan terburu-buru tanpa mengunyah dengan baik dapat mengganggu proses pencernaan. Makanan yang tidak dikunyah sempurna dicerna lebih lama di perut, meningkatkan risiko asam lambung naik.
- Luangkan waktu untuk mengunyah makanan dengan perlahan. Hal ini membantu pencernaan dan mencegah asam lambung naik.
Baca
Menu Makanan untuk Pengidap Asam Lambung, Wajib Dicoba!
- Konsumsi Makanan Pemicu:
- Makanan pedas, berlemak tinggi, asam, dan cokelat dapat mengiritasi lambung dan memicu produksi asam lambung berlebih.
- Batasi konsumsi makanan tersebut untuk membantu mengendalikan asam lambung.
- Minuman yang Mengganggu Pencernaan:
- Konsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan dapat melemahkan sfingter esofagus. Sfingter esofagus adalah katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
- Hindari atau batasi konsumsi alkohol dan kafein untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah asam lambung naik.
Baca
Pola Hidup Sehat Bagi Penderita Asam Lambung
2. Gaya Hidup Yang Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memperburuk gejala asam lambung yang sering kambuh (GERD). Berikut beberapa contohnya:
1. Stres:
- Ketika stres, tubuh memproduksi hormon kortisol. Kortisol dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengiritasi lapisan perut, memperburuk gejala GERD seperti rasa panas di dada dan heartburn.
- Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres dan meringankan pada gejala GERD.
2. Kurang Tidur:
- Tidur yang cukup penting untuk menjaga keseimbangan hormon pencernaan, termasuk hormon yang mengatur produksi asam lambung.
- Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan ini, meningkatkan risiko refluks asam lambung dan memperparah gejala GERD.
- Dianjurkan untuk tidur 7-8 jam per malam untuk menjaga kesehatan pencernaan dan meredakan gejala GERD.
3. Merokok:
- Nikotin dalam rokok dapat melemahkan sfingter esofagus, katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
- Melemahnya sfingter esofagus ini meningkatkan risiko refluks asam lambung dan memperparah gejala GERD.
- Berhenti merokok adalah langkah penting untuk meredakan gejala GERD dan menjaga kesehatan pencernaan.
4. Konsumsi Obat Tertentu:
- Beberapa jenis obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan aspirin, dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan produksi asam lambung.
- Jika Anda mengonsumsi obat-obatan ini dan mengalami gejala GERD, konsultasikan dengan dokter untuk mencari alternatif obat atau solusi lain.
3. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko Anda mengalami asam lambung yang sering kambuh. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Hernia Hiatus:
- Kondisi ini terjadi ketika bagian atas perut (hiatus) melemah dan membuat celah kecil.
- Celah ini memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa panas di dada (heartburn) dan gejala GERD lainnya.
- Faktor risiko hernia hiatus termasuk obesitas, kehamilan, dan sering mengangkat benda berat.
- Obesitas:
- Berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan tekanan pada perut (intra-abdominal pressure).
- Tekanan ini mendorong asam lambung naik ke kerongkongan, meningkatkan risiko GERD.
- Menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan meringankan gejala GERD.
- Kehamilan:
- Perubahan hormonal selama kehamilan dapat melemahkan sfingter esofagus, katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
- Hal ini meningkatkan risiko GERD pada wanita hamil.
- Gejala GERD biasanya membaik setelah melahirkan.
- Diabetes:
- Kerusakan saraf akibat diabetes dapat mengganggu fungsi pencernaan, termasuk fungsi sfingter esofagus.
- Hal ini meningkatkan risiko GERD pada penderita diabetes.
- Mengontrol kadar gula darah dengan baik dapat membantu meringankan gejala GERD.
4. Faktor Lainnya
1. Usia
- Seiring bertambahnya usia, otot sfingter esofagus yang memisahkan lambung dan kerongkongan mengalami penurunan kekuatan. Hal ini membuat sfingter lebih mudah terbuka dan memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, meningkatkan risiko terjadinya GERD.
2. Genetika
- Faktor keturunan juga berperan dalam meningkatkan risiko GERD. Orang dengan riwayat keluarga GERD lebih berisiko untuk mengalaminya. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan gen tertentu yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi ini.
Tips Mencegah Asam Lambung Sering Kambuh
- Konsumsi makanan dengan porsi kecil dan sering.
- Kunyah makanan dengan baik sebelum ditelan.
- Hindari makanan pemicu seperti makanan pedas, berlemak tinggi, asam, dan cokelat.
- Batasi konsumsi alkohol dan kafein.
- Kelola stres dengan baik.
- Tidurlah yang cukup.
- Berhenti merokok.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko GERD.
Penting untuk diingat bahwa asam lambung yang sering kambuh dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Jika Anda mengalami gejala GERD yang parah atau berlangsung lama, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.